Segitiga eksposure (Exposure Triangle) merupakan tiga elemen atau pengaturan yang
bekerjasama untuk membentuk sebuah pencahayaan. Gunawan mengungkapkan, dalam
hal ini kita bisa memanfaatkan peran lightmeter yang ada di
kamera.
Elemen pertama adalah shutter speed. Pada
pengaturan ini sebagaian besar kamera dinyatakan dalam satuan detik dari 30
detik hingga 1/8000 detik. Dimana indikasi detik akan ditandai dengan tanda
titik dua atas (”). Sedangk bhan kecepatan dibawah 1 detik dinyatakan hanya
dengan bilangan denominator. “Misalnya 1/15 detik ditampilkan dengan angka 15
saja,” ungkap Gunawan. Kunci dari pengaturan ini adalah semakin tinggi shutter
speed-nya maka semakin sedikit cahaya yang diterima oleh sensor dan
sebaliknya.
Elemen kedua adalah diafragma atau bisa
disebut sebagai bukaan lensa (aperture). Bukaan lensa
merupakan lubang yang dibentuk oleh bilah diafragma lensa. Gunawan
menganalogikan bukaan lensa dengan mata manusia. “Jika disamakan dengan
mata manusia, maka diafragma adalah iris mata dan aperture adalah
pupil mata,” paparnya.
Kunci dari pengaturan ini adalah semakin besar
lubang aperture maka semakin banyak pula cahaya yang masuk
dan diterima oleh sensor atau sebaliknya. Aperture sendiri dinyatakan dalam
satuan f/stop. “Misalnya F/1.4 maka kita menyebut aperture 1.4.
Semakin besar angka denominator yang disebutkan maka sebenarnya nilai ukuran
lubang aperture-nya semakin kecil,” jelas Gunawan.
Elemen ketiga adalah ISO (International
Standard Organization). ISO sendiri berkaitan dengan standar
sensitivitas sensor dalam menerima dan menyerap cahaya. Hadyan mengungkapkan
bahwa kunci dari ISO adalah semakin tinggi ISO maka semakin tinggi pula
sensitivitas sensor dalam menyerap cahaya. Sehingga cahaya yang dibutuhkan
untuk menghasilkan gambar menjadi lebih sedikit. Namun, penggunaan ISO yang
tinggi akan mempengaruhi kualitas foto. Jika semakin tinggi ISO Speed-nya
akan terlihat semakin kasar foto yang dihasilkan. “Biasanya akan semakin
kelihatan bintik-bintik noise-nya,” tambah Hadyan.
Hadyan
menyarankan, bagi pemula usahakan gunakan speed yang aman (safe
speed) yaitu 60. “Jangan gunakan speed yang dibawah 60.
Jika objek bergerak maka gunakan speed diatas 60,” jelasnya.